A. Masalah
Kualitas Pendidikan
Indonesia
merupakan negara berkembang termasuk dari segi pendidikan sebagai negara
berkembang indonesia mengalami masalah kualitas pendidikan yang terbagi menjadi
2 yaitu internal dan eksternal, diantaranya
1.
Masalah
kualitas pendidikan secara internal
- Kualitas pendidik yang kurang sesuai
dengan standarnya
- Kurangnya pemahaman pendidik terhadap
kode etik
- Kurangnya kemampuan peserta didik dalam
memahami materi yang disampaikan oleh pendidik
- Kurangnya sarana dan prasarana sekolah
untuk menunjang proses belajar mengajar
- Lingkungan masyarakat yang kurang
mendukung berjalannya proses pendidikan di suatu lembaga pendidikan
- Kurangnya perhatian pemerintah terhadap
sekolah-sekolah yang berada di daerah terpencil.
2.
Masalah
kualitas pendidikan secara eksternal
-
Pengaruh pergaulan yang kurang baik dari
lingkungan yang kurang baik pula
- Seorang pendidik membawa masalah
pribadinya saat proses pendidikan, seperti:menangkat telfon pribadi disaat
proses beajar mengajar
-
Tempat dan tata ruang suatu lembaga
pendidikan itu tidak strategis
- Kurangnya pemerataan dana yang diberikan
terhadap sekolah-sekolah yang ada di
seluruh indonesia.
B. Masalah
Yang Dihadapi & Dialami Pendidik
Seorang
pendidik memiliki yang namanya kode etik yang mengatur setiap tindakan yang
akan dilakukannya baik dalam lingkungan pendidikan maupun di luar lingkungan
pendidikan.
Penerapan
kode etik pendidik tersebut mengalami masalah-masalah baik internal maupun
eksternal dalam proses belajar mengajar.
1.
Masalah
Internal
-
Kurangnya pemahaman pendidik terhadap
kode etiknya sebagai seorang pendidik
-
Keinginan seorang pendidik untuk
mengajar itu kurang sehingga seorang pendidik itu tidak siap dalam menyampaikan
materi dan berdampak pada proses belajar mengajar
- Seorang pendidik tidak mampu memahami
karakter peserta didiknya
- Kemampuan berkomunikasi seorang pendidik
yang kurang sehingga penyampaian materi tidak sampai/tidak sesuai dengan apa
yang di inginkan oleh peserta didik
-
Seorang guru yang memiliki sifat
matrealistis sehingga selalu mencari keuntungan dan mengenyampingkan
kewajibannya sebagai seorang pendidik
- Niat memilih profesi menjadi seorang
guru dilatar belakangi karena keterpaksaan, ikut-ikutan teman, ingin memenuhi
keinginan orang tua dan karena gengsi. Contohnya: di indonesia masuk sekolah
keguruan masih tergolong sangat mudah, hal ini menyebabkan banyak orang yang
menjadikan sekolah keguruan sebagai pelarian setelah gagal dari jurusan yang
dia minati.
-
Seorang pendidik yang kurang sehat
secara jasmani dan rohani sehingga kurang bertanggung jawab terhadap
pfrofesinya
2.
Masalah
Eksternal
-
Pendidik dibebani oleh tanggung jawab
tambahan seperti membuat program tahunan, semester, membuat silabus, menentukan
metode pembelajarn, membuat laporan penilaian dll.
-
Tidak adanya pengahargaan baik dari
lembaga pendidikan maupun pemerintah terhadap prestasi seorang guru
- Pengajaran seorang pendidik tidak sesuai
dengan ilmu yang telah dipelajarinya seperti: seorang guru matematika
ditugaskan oleh sekolah untuk mengajar sejarah karena kuantitas guru matematika
yang telah penuh di sekolah tersebut.
- Kurangnya sosialisasi seorang pendidik
dengan pendidik lainnya maupun dengan peserta didiknya.
-
Alat pendukung dan media yang dibutuhkan
seorang pendidik dalam mengajar tidak memadai
- Lingkungan tempat berjalannya pendidikan
tidak sesuai dengan metode pembelajaran yang akan disampaiakan.
C. Solusi
Dari
permasalahan-permasalahan mengenai kualitas pendidikan, kita membutuhkan solusi
untuk memecahkan maslah tersebut, diantaranya:
- Pemerintah harus lebih mengutamakan
pendidikan.
- Pemerintah harus melakukan pemerataan
pembangunan dan pengembangan pendidikan.
-
Pemerintah harus memfasilitasi setiap
komponen dari pendidikan, seperti: guru, peserta didik dan lembaga pendidikan.
-
Pemerintah harus meningkatkan
kesejahteraan pendidik.
- Pemerintah harus menerapkan kurikulum
yang sesuai dan tidak membingungkan.
- Lembaga pendidikan harus mengontrol
kinerja seorang pendidik.
-
Lembaga pendidikan harus memberi
fasilitas yang cukup untuk mendukung proses belajar mengajar.
-
Lembaga pendidikan seharusnya tidak
membebani seorang pendidik dengan tanggung jawab tambahan.
Solusi
untuk permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan dialami pendidik, diantaranya
sebagai berikut:
-
Seorang pendidik harus lebih memahami
kode etiknya sebagai seorang pendidik.
-
Seorang pendidik harus meluruskan
niatnya dan bersungguh-sungguh menjadi pendidik yang baik dan benar.
-
Seorang pendidik harus menjadi lebih
profesional dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya.
-
Seorang pendidik harusnya mampu menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan.
-
Seorang pendidik harus respek terhadap
peserta didiknya.
-
Seorang pendidik harus mampu memahami
peserta didiknya.
-
Seorang pendidik harus pandai
menggunakan dan mengoperasikan media dalam PBM.
D. Masalah Pra Sarana Pendidikan.
Jalannya
pendidikan tidak terlepas dari sarana dan pra sarana pendidikan. Adapun pra
sarana pendidikan yaitu: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga,
uang/dana, dsb.
Dalam
pemenuhan seluruh aspek pra sarana tersebut, tentu diperlukan masalah pra
sarana. Masalah pra sarana tersebut adalah sebagai berikut:
1. Lokasi
pendidikan yang tidak strategis. Contohnya dekat dengan pemukiman penduduk.
2. Bangunan
lembaga pendidikan yang kurang efisien sehingga banyak terjadi permasalahan
akses menuju tempat mengajar.
3. Lapangan
olahraga yang kurang sesuai dengan standar pendidikan.
4. Dana
yang masih kurang memadai, baik untuk pembangunan maupun kegiatan yang
dilaksanakan untuk proses pendidikan.
E. Solusi untuk masalah pra sarana
pendidikan.
1. Menjalin
hubungan baik dengan masyarakat sekitar untuk dapat mendukung terciptanya
suasana pendidikan yang efektif dan efisien.
2. Setiap
komponen pendidikan bersama-sama menjaga bangunan lembaga pendidikan tersebut
serta untuk pembangunan selanjutnya lebih diutamakan keefisienan dan
kefektifitasan kegunannya.
3. Setiap
komponen pendidikan bersama-sama menjaga lapangan olahraga yang ada dan
berpatisipasi dalam usaha merenovasi
lapangan olahraga menjadi yang lebih memenuhi standar.
4. Lembaga
pendidikan harus lebih giat dalam mencari dana baik dari pemerintah dan
non-pemerintah.
F. Relevansi Kurikulum Pendidikan
1. Pengertian
Relevansi
Relevansi atau relevan
memiliki arti kedekatan hubungan dengan apa yang terjadi. Apabila dikaitkan
dengan pendidikan berarti mempunyai kesesuaian antara program pendidikan dengan
tuntunan kehidupan masyarakat.
2. Hubungan
kurikulum dengan tuntutan masyarakat
Dalam kurikulum 2013
atau kurikulum yang kita pakai sekarang dijelaskan mengenai refolusi mental,
diantaranya:
a. Siswa
harus lebih aktif dalam pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator.
b. Siswa
dituntut untuk bermental baja dimana mampu tampil di depan umum dan menerima
kritikan.
c. Siswa
harus bisa percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya sendiri didepan umum.
d. Siswa
dituntut mampu mengembangkan materi pembelajaran yang diberikan kepadanya.
e. Siswa
ditutntut berfikir kritis dalam setiap pembelajaran.
Hubungan
dengan tuntutan masyarakat yaitu:
a. Dalam
masyarakat dibutuhkan seseorang yang berwawasan luas dan mampu bersosialisasi
dengan masyarakat.
b. Mampu
mengatasi perrmasalahan yang terjadi di dalam masyarakat dengan bijaksana.
c. Mampu
berpartisipasi dan berperan penting dalam suatu organisasi dalam masyarakat.
d. Mampu
mengembangkan sesuatu yang bermanfaat sehingga masyarakat tertarik dan ingin
mempelajarinya.
e. Mampu
untuk memberikan inovasi baru dalam pengembangan pembangunan maupun
pemerintahan di masyarakat serta menyelesaikan permasalahan secara cepat dan
efektif.
Dari
uraian di atas dapat kita ketahui bahwa relevansi kurikulum telah terjadi dengan
cukup baik, hanya saja praktik dalam proses pencapaian kompetensi kurikulum
tersebut yang menjadi tuntutan masyarakat masih kurang efektif dikarenakan
adanya masalah kualitas, pendidik dan pra sarana pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Siapakah nama anda ?