Total Tayangan Halaman

Selasa, 19 Mei 2020

Dunia Pendidikan dan Masalah di Lingkup Pendidikan


A. Masalah Kualitas Pendidikan
Indonesia merupakan negara berkembang termasuk dari segi pendidikan sebagai negara berkembang indonesia mengalami masalah kualitas pendidikan yang terbagi menjadi 2 yaitu internal dan eksternal, diantaranya
1.      Masalah kualitas pendidikan secara internal
-            Kualitas pendidik yang kurang sesuai dengan standarnya
-             Kurangnya pemahaman pendidik terhadap kode etik
-   Kurangnya kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan oleh pendidik
-   Kurangnya sarana dan prasarana sekolah untuk menunjang proses belajar mengajar
-   Lingkungan masyarakat yang kurang mendukung berjalannya proses pendidikan di suatu lembaga pendidikan
-     Kurangnya perhatian pemerintah terhadap sekolah-sekolah yang berada di daerah terpencil.
2.      Masalah kualitas pendidikan secara eksternal
-          Pengaruh pergaulan yang kurang baik dari lingkungan yang kurang baik pula
-   Seorang pendidik membawa masalah pribadinya saat proses pendidikan, seperti:menangkat telfon pribadi disaat proses beajar mengajar
-          Tempat dan tata ruang suatu lembaga pendidikan itu tidak strategis
-      Kurangnya pemerataan dana yang diberikan terhadap  sekolah-sekolah yang ada di seluruh indonesia.

B. Masalah Yang Dihadapi & Dialami Pendidik
Seorang pendidik memiliki yang namanya kode etik yang mengatur setiap tindakan yang akan dilakukannya baik dalam lingkungan pendidikan maupun di luar lingkungan pendidikan.
Penerapan kode etik pendidik tersebut mengalami masalah-masalah baik internal maupun eksternal dalam proses belajar mengajar.
1.      Masalah Internal
-          Kurangnya pemahaman pendidik terhadap kode etiknya sebagai seorang pendidik
-          Keinginan seorang pendidik untuk mengajar itu kurang sehingga seorang pendidik itu tidak siap dalam menyampaikan materi dan berdampak pada proses belajar mengajar
-                    Seorang pendidik tidak mampu memahami karakter peserta didiknya
-     Kemampuan berkomunikasi seorang pendidik yang kurang sehingga penyampaian materi tidak sampai/tidak sesuai dengan apa yang di inginkan oleh peserta didik
-          Seorang guru yang memiliki sifat matrealistis sehingga selalu mencari keuntungan dan mengenyampingkan kewajibannya sebagai seorang pendidik
-        Niat memilih profesi menjadi seorang guru dilatar belakangi karena keterpaksaan, ikut-ikutan teman, ingin memenuhi keinginan orang tua dan karena gengsi. Contohnya: di indonesia masuk sekolah keguruan masih tergolong sangat mudah, hal ini menyebabkan banyak orang yang menjadikan sekolah keguruan sebagai pelarian setelah gagal dari jurusan yang dia minati.
-          Seorang pendidik yang kurang sehat secara jasmani dan rohani sehingga kurang bertanggung jawab terhadap pfrofesinya
2.      Masalah Eksternal
-          Pendidik dibebani oleh tanggung jawab tambahan seperti membuat program tahunan, semester, membuat silabus, menentukan metode pembelajarn, membuat laporan penilaian dll.
-          Tidak adanya pengahargaan baik dari lembaga pendidikan maupun pemerintah terhadap prestasi seorang guru
-         Pengajaran seorang pendidik tidak sesuai dengan ilmu yang telah dipelajarinya seperti: seorang guru matematika ditugaskan oleh sekolah untuk mengajar sejarah karena kuantitas guru matematika yang telah penuh di sekolah tersebut.
-     Kurangnya sosialisasi seorang pendidik dengan pendidik lainnya maupun dengan peserta didiknya.
-          Alat pendukung dan media yang dibutuhkan seorang pendidik dalam mengajar tidak memadai
-   Lingkungan tempat berjalannya pendidikan tidak sesuai dengan metode pembelajaran yang akan disampaiakan.

C. Solusi
Dari permasalahan-permasalahan mengenai kualitas pendidikan, kita membutuhkan solusi untuk memecahkan maslah tersebut, diantaranya:
-             Pemerintah harus lebih mengutamakan pendidikan.
-        Pemerintah harus melakukan pemerataan pembangunan dan pengembangan pendidikan.
-          Pemerintah harus memfasilitasi setiap komponen dari pendidikan, seperti: guru, peserta didik dan lembaga pendidikan.
-          Pemerintah harus meningkatkan kesejahteraan pendidik.
-   Pemerintah harus menerapkan kurikulum yang sesuai dan tidak membingungkan.
-              Lembaga pendidikan harus mengontrol kinerja seorang pendidik.
-          Lembaga pendidikan harus memberi fasilitas yang cukup untuk mendukung proses belajar mengajar.
-          Lembaga pendidikan seharusnya tidak membebani seorang pendidik dengan tanggung jawab tambahan.

Solusi untuk permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan dialami pendidik, diantaranya sebagai berikut:
-          Seorang pendidik harus lebih memahami kode etiknya sebagai seorang pendidik.
-          Seorang pendidik harus meluruskan niatnya dan bersungguh-sungguh menjadi pendidik yang baik dan benar.
-          Seorang pendidik harus menjadi lebih profesional dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya.
-          Seorang pendidik harusnya mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan.
-          Seorang pendidik harus respek terhadap peserta didiknya.
-          Seorang pendidik harus mampu memahami peserta didiknya.
-          Seorang pendidik harus pandai menggunakan dan mengoperasikan media dalam PBM.

D. Masalah Pra Sarana Pendidikan.
Jalannya pendidikan tidak terlepas dari sarana dan pra sarana pendidikan. Adapun pra sarana pendidikan yaitu: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang/dana, dsb.
Dalam pemenuhan seluruh aspek pra sarana tersebut, tentu diperlukan masalah pra sarana. Masalah pra sarana tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Lokasi pendidikan yang tidak strategis. Contohnya dekat dengan pemukiman penduduk.
2.      Bangunan lembaga pendidikan yang kurang efisien sehingga banyak terjadi permasalahan akses menuju tempat mengajar.
3.      Lapangan olahraga yang kurang sesuai dengan standar pendidikan.
4.  Dana yang masih kurang memadai, baik untuk pembangunan maupun kegiatan yang dilaksanakan untuk proses pendidikan.

E. Solusi untuk masalah pra sarana pendidikan.
1.      Menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar untuk dapat mendukung terciptanya suasana pendidikan yang efektif dan efisien.
2.   Setiap komponen pendidikan bersama-sama menjaga bangunan lembaga pendidikan tersebut serta untuk pembangunan selanjutnya lebih diutamakan keefisienan dan kefektifitasan kegunannya.
3.    Setiap komponen pendidikan bersama-sama menjaga lapangan olahraga yang ada dan berpatisipasi  dalam usaha merenovasi lapangan olahraga menjadi yang lebih memenuhi standar.
4.      Lembaga pendidikan harus lebih giat dalam mencari dana baik dari pemerintah dan non-pemerintah.

F. Relevansi Kurikulum Pendidikan
1.      Pengertian Relevansi
Relevansi atau relevan memiliki arti kedekatan hubungan dengan apa yang terjadi. Apabila dikaitkan dengan pendidikan berarti mempunyai kesesuaian antara program pendidikan dengan tuntunan kehidupan masyarakat.
2.      Hubungan kurikulum dengan tuntutan masyarakat
Dalam kurikulum 2013 atau kurikulum yang kita pakai sekarang dijelaskan mengenai refolusi mental, diantaranya:
a.       Siswa harus lebih aktif dalam pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator.
b.   Siswa dituntut untuk bermental baja dimana mampu tampil di depan umum dan menerima kritikan.
c.  Siswa harus bisa percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya sendiri didepan umum.
d. Siswa dituntut mampu mengembangkan materi pembelajaran yang diberikan kepadanya.
e.      Siswa ditutntut berfikir kritis dalam setiap pembelajaran.

Hubungan dengan tuntutan masyarakat yaitu:
a. Dalam masyarakat dibutuhkan seseorang yang berwawasan luas dan mampu bersosialisasi dengan masyarakat.
b.     Mampu mengatasi perrmasalahan yang terjadi di dalam masyarakat dengan bijaksana.
c.      Mampu berpartisipasi dan berperan penting dalam suatu organisasi dalam masyarakat.
d.   Mampu mengembangkan sesuatu yang bermanfaat sehingga masyarakat tertarik dan ingin mempelajarinya.
e.    Mampu untuk memberikan inovasi baru dalam pengembangan pembangunan maupun pemerintahan di masyarakat serta menyelesaikan permasalahan secara cepat dan efektif.

Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa relevansi kurikulum telah terjadi dengan cukup baik, hanya saja praktik dalam proses pencapaian kompetensi kurikulum tersebut yang menjadi tuntutan masyarakat masih kurang efektif dikarenakan adanya masalah kualitas, pendidik dan pra sarana pendidikan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Siapakah nama anda ?