Not To Be But To Do
Pada umum nya semua orang
memfokuskan dirinya pada “menjadi apa dia, bagaimana dia menjadi sesuatu, dan seperti
apa dia menjadi sesuatu itu”. Maka dari itu mereka tidak lagi memikirkan
tentang “berbuat apa”. Hal tersebut menyebabkan banyak pemikiran tentang
menjalani hidup yang menjurus pada individualisme. Maksudnya kebanyakan orang
telah memiliki pola pikir yang mementingkan kepentingan pribadinya tanpa
berfikir akan kepentingan orang-orang disekitarnya.
Kita dapat mengetahui orang-orang
dengan pemikiran ini dari cara dia berbicara, bersikap dan menyesaikan suatu
masalah. Cara berbicara orang berpola pikir menjadi apa ini cenderung ketus dan
terdengar cuek. Sedangkan cara bersikap dan menyelesaikan masalah mereka
terlihat sombong dan seakan tidak memerlukan bantuan akan kesulitannya. Begitu
jelas terlihat gambaran orang-orang dengan pola pikir individualisme tersebut.
Kepentingan setiap individu
sering terabaikan karena pemikiran individualisme tersebut. Seperti Indonesia merupakan
negara yang terkenal ramah oleh negara lain tapi ternyata banyak sekali di
temukan individualisme pada masyarakatnya.
Bertepatan dengan hal tersebut seharusnya tidak dibudayakan di negara
kita karena tidak sesuai dengan citra kita di mata dunia yang terkenal dengan
negara ramah dan bersahabat. Maka dari itu berhentilah mementingkan
kepentingan pribadi dan individualisme.
Indonesia dengan budaya ramahnya
memang bukan negara dengan tingkat individualisme yang tinggi tapi di negara lain
khususnya negara maju di dunia individualisme dan hedonisme itu sangat tinggi
frekuensinya. Semua yang mempengaruhi hal tersebut adalah pola pikir. Pola
pikir “menjadi apa” (to be) tidak terasa telah menciptakan individu yang
individualis dan hedonisme. Individu dengan invidualisme tinggi ini dapat
menghancurkan suatu bangsa dan pola hidup hedonisme itu sendiri tentu juga akan
berpengaruh pada berkembangnya suatu bangsa. Sebagai warga negara yang baik
tentu ingin negaranya maju dan sejahtera.
Sesungguhnya hidup itu bukan sekedar “menjadi apa” tapi yang terpenting adalah “Berbuat apa”. by: Suci Rahmadani
Sesungguhnya hidup itu bukan sekedar “menjadi apa” tapi yang terpenting adalah “Berbuat apa”.
Assalamualaikum bukk saya gelsy dwi putri dari XIPA1 sudah membuat rangkuman materi nya buk
BalasHapus