1) Penataan Ruang dan
Lingkungan Belajar
A.
Penataan
Ruang Belajar
Menciptakan suasana belajar yang
menggairahkan, perlu memperhatikan pengaturan/ penataan ruang kelas atau ruang
belajar. Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak
didik duduk berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa. Dalam pengaturan
runag belajar, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1)
Ukuran
dan bentuk kelas
2)
Bentuk serta ukuran meja anak didik
3)
Jumlah anak didik dalam kelas
4)
Jumlah anak didik dalam setiap kelompok
5)
Jumlah kelompok dalam kelas
6) Komposisi anak didik (seeprti anak didik yang pandai dengan anak didik yang
kurang pandai, pria dengan wanita)
Bagi seorang
guru sangat berperan penting memiliki kemampuan menciptakan kondisi belajar
mengajar yang baik dan untuk mencapai tingkat yang optimal dalam kegiatan
pembelajaran kemampuan pengelolaan kelas merupakan salah satu faktor yang harus
dikuasai guru. Purnomo mengemukakan pendapatnya bahwa kelas merupakan
ruangan belajar (lingkungan fisik) dan rombongan belajar (lingkungan
emosional).
Lingkungan fisik
meliputi :
1) Ruangan
2) Keindahan kelas
3) Pengaturan
tempat duduk
4) Pengaturan
sarana serta alat pengajaran
5) Fentilasi
dan pengaturan cahaya
Lingkungan
sosio emosional meliputi :
1) Tipe
kepemimpinan guru
2) Suara
guru
3) Sikap
guru
4) Pembinaan
hubungan yang baik
Adapun tujuan pengaturan atau pengelolaan kelas
adalah menyediakan, menciptakan dan memelihara kondisi yang optimal didalam
kelas sehingga siswa dapat belajar dan bekerja dengan baik. Selain itu guru
juga dapat mengembangkan dan menggunakan alat bantu belajar yang digunakan
dalam proses belajar mengajar sehingga dapat membantu siswa dalam mencapai
hasil belajar yang diinginkan.
B. Penataan Lingkungan Belajar
Pembelajaran aktif, kreatif, dan efektif merupakan
pembelajaran yang tidak hanya terpaku menggunakan satu pendekatan saja, tetapi
dengan menggunakan berbagai macam pendekatan. Aktif yang dimaksudkan disini
adalah dimana siswa belajar dalam situasi yang memungkinkan potensinya dapat
dikembangkan untuk berproses dan menghasilkan karya. Kreatif yaitu adanya karya
yang memiliki tujuan yang sama tetapi dengan bentuk kreasi yang berbeda antara
siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Efektif maksudnya adalah
pembelajaran yang mendorong aktivitas dan kreatifitas siwa untuk mencapai suatu
tujuan.
Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa salah satu
faktor penting yang menentukan hasil belajar adalah lingkungan belajar.
Lingkungan belajar merupakan segala sesuatu yang ada disekitar siswa.
Lingkungan belajar tersebut dapat bersifat fisik, misalnya ruang kelas,
kebersihan kelas serta sarana dan prasarana lainnya. Lingkungan kelas juga
dapat bersifat non fisik, misalnya interaksi, ketenangan, dan kenyamanan. Adapun
cara mengatur lingkungan fisik yang kondusif untuk siswa :
1) Pengaturan ruang kelas supaya
lebih nyaman. Ruang
kelas harus memiliki jendela dan fentilasi yang cukup sehingga terjadi
pergantian udara secara bebas.
2) Pengaturan dan penataan terhadap Alat
peraga dan sumber belajar
3) Melakukan pengaturan terhadap kegiatan menjaga
kebersihan kelas
4) Pengaturan kreatifitas dinding kelas agar tercipta keindahan dikelas
5) Pajangan
kelas
6) Sudut
baca/perpustakaan
7) Menghindari kebisingan
8) Sediakan
tempat bersosialisasi
Cara mengatur lingkungan non fisik sebagai berikut :
1) Interaksi
siswa dengan guru serta siswa dengan siswa lainnya
2) Membuat
aturan, tata tertib, etika yang disepakati oleh semua siswa
3) Kenyamanan
kelas sebagai tanggung jawab bersama
4) Menyeimbangkan
pujian dan kritik
5) Membangun
energi kelas
6) Disiplin
kelas
7) Refleksi
2) Organisasi
Kelas
A. Pengertian organisasi kelas
Organisasi
secara umum dapat diartikan memberi struktur atau susunan yakni dalam
penyusunan penempatan orang-orang dalam suatu kelompok kerja sama, dengan
maksud menempatkan hubungan antara orang-orang dalam kewajiban-kewajiban,
hak-hak dan tanggung jawab masing-masing.
Mengorganisasi
adalah pekerjaan yang dilakukan seorang guru dalam mengatur dan menggunakan
sumber belajar, dengan maksud mencapai tujuan belajar dengan cara yang efektif,
efesien dan sehemat mungkin.
Dengan begitu melatarbelakangi terbentuknya Organisasi
kelas yang merupakan wujud dari cara guru mengorganisasi kelas. Organisasi
kelas merupakan bentuk pembagian tanggung jawab secara horizontal oleh guru
terhadap siswanya di kelas kepada perwakilan
yang telah di beri tanggung jawab dan kepercayaan untuk mengurus kelas
oleh teman-teman sekelasnya dan saling berkoordinasi.
Organisasi kelas ada untuk dapat meciptakan kegiatan
sebagai berikut:
1) Setiap
murid dilibatkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kelas, guru
hanya sekedar memberi petunjuk dan bimbingan agar program atau kegiatannya
sejalan dengan kurikulum.
2) Murid
diberi kesempatan dalam pembagian tugas-tugas untuk kepentingan kelas.
3) Bila
guru atau wali kelas berhalangan, bagi dan serahkanlah kepercayaan berupa
tanggung jawab mengatur rumah tangga dan disiplin kealas diantar murid.
4) Motivasi
agar setiap murid selalu bersedia mengatur kelasnya melalui kegiatan rutin,
misalnya membersihkan kelas, papan tulis dan lain-lain.
5) Kembangkanlah kesediaan bekerjasama dalam
setiap kegiatan.
6) Susunlah
bersama murid tata tertib dan disiplin kelas serta bentuklah pengurus kelas
yang bekerja selama 1 tahun ajaran.
7) Doronglah
agar murid secara terus menerus ikut memikirkan kegiatan kelas dan berani
mengusulkannya untuk dilaksanakan bersama didalam atau diluar kelas.
Organisasi kelas mengharapkan kegiatan ini berjalan
dengan baik karena Murid sebagai unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan
(Sense Of kolektive) merupakan kondisi yang sangat penting artinya bagi
terciptanya kelas yang dinamis. Oleh karena itu, setiap murid harus memiliki
perasaan diterima (Sense of membershif) terhadap kelasnya agar mampu ikut serta
dalam kegiatan kelas. Perasaan inilah yang akan menumbuhkan rasa tanggung jawab
(Sense of respsibility) terhadap kelasnya. Sikap ini akan tumbuh dengan baik
apabila dilakukan kegiatan diatas dalam pengorganisasian kelas.
B. Bentuk Organisasi Kelas
Bentuk
Organisasi kelas ini dapat di sesuaikan berdasarkan keinginan dan kesepakatan
kelas tersebut namun secara umum kita dapat mengetahui yaitu:
1)
Guru , sebagai wali
kelas
2)
Ketua Kelas
3)
Wakil Kelas
4)
Seketaris Kelas
5)
Bendahara Kelas
Masing-masing
yang menjabat menjadi pengurus kelas tersebut memiliki kewajiban da
tanggungjawab yang telang di percayakan
anggota kelas lainya kepada mereka sebagai yang terpilih. Organisasi kelas
tersebut saling berkoordinasi untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif secara vertikal.
3) Aturan-aturan
Kelas
Peraturan dan tatatertib merupakan sesuatu untuk
mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada diri siswa. Peraturan merujuk
pada patokan atau standar yang sifatnya umum yang harus dipenuhi siswa. Banyak peraturan berbeda yang dimungkinkan, tetapi
sekumpulan peraturan yang terdiri dari empat hingga delapan peraturan
seharusnya memadai untuk mencakuk peraturan-peraturan yang paling penting.
Berikut ini merupakan empat peraturan umum yang meliputi perilaku di ruang
kelas:
1) Hormati
dan bersikap sopan kepada semua orang.
2) Bergegas
dan bersiap-siaplah untuk pembelajaran
dikelas.
3) Simaklah
dengan seksama sementara guru ataupun siswa
lainnya sedang bicara.
4) Patuhi
seluruh peraturan sekolah.
Peraturan-peraturan tersebut atau yang serupa sering
di temukan di ruang kelas yang di kelola dengan baik, walaupun peraturan
tersebut sebaiknya tidak di anggap sebagai daftar yang mutlak. Mungkin guru
memutuskan membuat peraturan lain (seperti: peraturan yang melarang perilaku
spesifik) atau kalimat yang berbeda, mereka lebih suka membuat lebih banyak
peraturan dengan perincian lebih besar.
Guru dapat melibakan para siswa dalam pembahasan
mengenai peraturan kelas dengan meminta saran dari mereka dan meminta mereka
menyebutkan spesifik yang sebaiknya dilkukan setiap orang untuk menciptakan
iklim yang bagus bagi pembelajaran, yaiu ikim dimana para siswa merasa nyaman
untuk turut serta. Para siswa mungkin secara sukarela mengajukan saran
dan Guru merangkum
pendapat-pendapat tersebut dalam satu panduan umum.
Partisipasi siswa dalam diskusi seperti itu sangat
menguntungkan karena diskusi itu memperlihatkan alasan di balik panduan
tersebut dan penerimaannya. Pembuatan peraturan juga dapat diikuti oleh
permainan peran dari setiap peraturan yang di buat, permaina peran sangat
penting bagi pemahaman para siswa mengenai peraturab tersebut.
Seorang
guru yang membuat peraturan dan prosedur yang masuk akal, yang menyediakan
sebuah alasan yang dapat dimengerti bagi peraturan tersebut, dan yang
menegakkan peraturan tersebut secara konsisten akan mendapati bahwa sebagian
besar siswa akan dengan senag hati mematuhi peraturan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Siapakah nama anda ?